Kekuatan Korea Utara untuk menghancurkan kapal, khususnya dengan menggunakan kapal selam, bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Meski armada mereka tua, tetapi masih sangat bisa membahayakan kapal lawan.
Pada tanggal 26 Maret 2010, sebuah korvet Kelas Pohang Korea Selatan, Cheonan, dihantam torpedo dan tenggelam. Pelakunya adalah sebuah kapal selam mini Korea Utara yang menembakkan torpedo 21 inci.
Mari kita lihat kapal selam apa ini. Korea Utara memiliki dua kelas kapal selam mini garis depan. Pertama adalah Kelas Yono yang diyakini telah menembakkan torpedo yang menenggelamkan Cheonan. Kapal selam ini hanya berbobot 110 ton dan membawa dua tabung torpedo 21 inci. Satunya lagi adalah Kelas O Sang yang sedikit lebih besar dengan berat 295 ton dan juga memiliki sepasang tabung torpedo 21 inci.
Korea Utara juga memiliki kapal selam kelas Romeo, yang memiliki delapan tabung torpedo 21 inci (enam di depan, dua di belakang), dengan total 14 torpedo. Selain itu Korea Utara juga memiliki beberapa kapal selam mini yang dibangun dari desain Yugoslavia dengan dua torpedo 16 inci. Hanya saja kapal selam ini diyakni hanya sebagai cadangan.
Dalam Perang Dunia II beberapa kapal induk Amerika menjadi sasaran serangan. USS Yorktown (CV 5) dan USS Hornet (CV 8) tenggelam. Sedangkan kapal induk USS Franklin (CV 13) memiliki salah satu kisah hidup yang besar dari perang, meskipun mengalami kerusakan mengerikan. Tetapi kapal induk sekarang jauh lebih besar, yang tentu akan jauh lebih sulit untuk menenggelamkannya.
Bahkan, Rusia harus merancang kapal selam kelas Oscar yang besar untuk membunuh kapal induk Kelas Nimitz dan mereka memiliki 24 rudal SS-N-19 “Shipwreck” yang dikenal sangat menakutkan. Kapal Selam juga membawa empat tabung torpedo 21 inci dan empat tabung 25,6 inci yang berarti torpedo yang ditembakkan akan memiliki hulu ledak konvensional besar atau bahkan yang nuklir.
Dengan fakta ini, kapal selam Korea Utara sepertinya meman akan sulit untuk bisa menenggelamkan kapal induk Kelas Nimitz. Tapi dua torpedo jika menghantam maka akan menjadikan kapal induk membutuhkan waktu yang cukup lama untuk perbaikan.
Sumber:Jejaktapak.com
Komentar
Posting Komentar