Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat memulai latihan bersama dengan skenario menghadapi ancaman rudal dari kapal selam Korea Utara. Latihan yang mulai digelar Senin 3 April 2017 itu dilakukan di tengah kekhawatiran atas meningkatnya program senjata Kim Jong un.
Pyongyang dikabarkan sedang mengembangkan rudal jarak jauh yang mampu menghantam daratan Amerika Serikat dengan hulu ledak nuklir, dan sejauh ini mereka telah melakukan lima tes nuklir dengan dua dilakukan pada tahun lalu.
Latihan tiga hari ini melibatkan lebih dari 800 tentara dan dimulai sehari setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa Amerika Serikat siap untuk bertindak secara sepihak untuk menangani program nuklir Korea Utara jika China membuktikan tidak mau membantu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan latihan mulai di lepas pantai selatan Korea Selatan di dekat Jepang, yang menampilkan beberapa kapal perusak angkatan laut dan helikopter yang digunakan dalam perang anti-kapal selam.
“Hal ini bertujuan untuk memastikan respons yang efektif terhadap ancaman kapal selam Korut termasuk rudal balistik kapal selam (SLBM) dan menunjukkan tekad yang kuat tiga negara,” kata Kementerian Pertahanan seperti dilansir Chanel News Asia.
Ketegangan meningkat di wilayah tersebut menyusul serangkaian peluncuran rudal oleh Korea Utara. Pyongyang juga menunjukkan tanda-tanda mungkin sedang mempersiapkan uji bom atom lain.
Pada bulan Februari, Korea Utara secara bersamaan menembakkan empat rudal balistik ke lepas pantai timur, tiga di antaranya jatuh di dekat perairan Jepang. Penembakan ini diduga sebagai latihan Korea Utara untuk menyerang pangkalan militer Amerika di Jepang.
Agustus lalu Pyongyang juga berhasil menguji tembak rudal kapal selam atau SLBM sejauh 500 kilometer kea rah Jepang. Jarak ini jauh lebih besar dibandingkan uji rudal sebelumnya dan disebut Kim Jong-Un sebagai “keberhasilan terbesar.”
Sebuah sistem SLBM berkemampuan nuklir akan membawa ancaman dari Korut ke tingkat yang baru, yang memungkinkan penyebaran jauh melampaui semenanjung Korea dan kemampuan serangan kedua jika pangkalan darat mereka dilumpuhkan oleh serangan lawan.
Analis mengatakan meski Pyongyang telah membuat kemajuan yang lebih cepat dalam sistem SLBM, kemungkinan masih beberapa tahun lagi senjata itu benar-benar siap.
Sumber:jejaktapak.com
Komentar
Posting Komentar