Dalam sebuah wawancara dengan NBC News Thae mengatakan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un telah berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan mengandalkan [pengembangan] senjata nuklir dan ICBM yang berpotensi bisa mencapai daratan AS.
Dia mengatakan Kim akan siap menanggapi setiap agresi dari Washington atau teman-temannya. “Setelah dia melihat bahwa ada tanda ancaman dari Amerika, maka ia akan menggunakan senjata nuklir dengan ICBM,” katanya Senin 3 April 2017.
Meninggalkan jabatannya sebagai wakil duta besar untuk Inggris pada bulan Agustus 2016, Thae dan keluarganya berada di antara sekelompok elit Korea Utara yang menetap di Korea Selatan. Dia mengatakan pada saat itu bahwa akan sengsara jika mereka kembali ke Utara dan meninggalkan negara tertutup itu mirip dengan memotong rantai perbudakan untuk keluarganya.
Thae mengatakan Republik Demokratik Korea (DPRK) telah mencapai tingkat yang sangat signifikan dari pengembangan nuklir, meskipun ia tidak secara pribadi terlibat dalam program itu. Tetapi dia menambahkan bahwa Utara dapat memiliki sebanyak delapan senjata nuklir , yang Pyongyang telah berusaha untuk mengintegrasikan ke ICBM.
Tidak jelas seberapa dekat Pyongyang untuk menyelesaikan proyek ini, namun pada bulan Maret Choe Myong Nam, wakil duta misi Korea Utara untuk PBB di Jenewa, mengatakan Kim bisa meluncurkan rudal setiap saat dan di setiap tempat.
Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat Laksamana Scott Swift juga mengatakan kepada NBC News bahwa pengujian dan pengembangan senjata terus menerus dilakukan Utara membuat ancaman terbaru yang menggelisahkan.
“Mereka memiliki kemampuan nuklir. Mereka telah menunjukkan hal itu, dan kemudian mereka melakukan miniaturisasi itu, apakah mereka benar-benar dapat mempersenjatakan rudal, itulah yang mendorong perhatian saat ini”
Presiden AS Donald Trump relatif dingin terhadap Pyongyang pada hari-hari awal pemerintahannya, tapi ia menjadi lebih agresif ketika Utara terus mengancam Amerika dan Korea Selatan selama latihan militer bersama tahunan mereka.
Selama pertemuan terakhir antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, Trump mengatakan Korut bertindak “sangat sangat buruk,” dan pada hari Senin dia mengatakan “sesuatu harus dilakukan” menghadapi perilaku negara komunis itu.
Thae beralasan bahwa “Solusi terakhir dan nyata untuk isu nuklir Korea Utara adalah untuk menghilangkan Kim Jong-un dari kursi kekuasaanya.”
Sumber:jejaktapak.com
Komentar
Posting Komentar