Pemimpin negara, yang saat kampanye pernah bergurau bahwa ia akan meluncur dengan jet ke sebuah pulau yang dibuat China di Laut China Selatan untuk memperkuat klaim Manila, itu juga mengatakan ia kemungkinan akan mendatangi sebuah pulau yang dikuasai Filipina untuk mengibarkan bendera nasional.
Filipina akan Duduki Pulau Kosong di Laut China Selatan
Pemimpin negara, yang saat kampanye pernah bergurau bahwa ia akan meluncur dengan jet ke sebuah pulau yang dibuat China di Laut China Selatan untuk memperkuat klaim Manila, itu juga mengatakan ia kemungkinan akan mendatangi sebuah pulau yang dikuasai Filipina untuk mengibarkan bendera nasional.
“Tampaknya semua orang memegang pulau-pulau di sana. Jadi, sebaiknya kita pertahankan [pulau-pulau] yang masih belum dihuni. Apa yang menjadi milik kita sekarang, kita aku dan buat alasan yang kuat dari situ,” katanya dilaporkan Reuters.
Rencana pendudukan Duterte kemungkinan besar tidak akan diterima oleh China, yang mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, terutama pada saat hubungan kedua negara itu sedang menghangat dalam bulan-bulan terakhir ini.
Sejumlah negara seperti Brunei, Filipina, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan tentu saja China juga memiliki klaim atas Laut China Selatan, perairan yang strategis itu. China paling agresif dengan membangun sejumlah pulau buatan yang dilengkapi dengan landasan pesawat terbang serta menginstal sejumlah fasilias militer
Duterte pada Oktober lalu mengumumkan “perceraian”dengan Amerika Serikat. Ia menyatakan telah besekutu kembali dengan China sementara kedua negara setuju untuk menyelesaikan persengketaan mereka menyangkut Laut China Selatan melalui perundingan.
Beberapa bulan sebelumnya, pengadilan di Den Haag memutuskan bahwa Beijing tidak punyak hak sejarah terhadap Laut China Selatan. Upaya Duterte untuk mengikatkan diri dengan China menandai perubahan dalam kebijakan luar negeri.
Filipina memiliki sembilan “hal”, atau pulau dan karang di Laut China Selatan, termasuk kapal transportasi antik peninggalan Perang Dunia II yang terdampar di dangkalan Second Thomas Soal pada akhir 1990-an.
Duterte mengatakan ia kemungkinan akan mengunjungi pulau Thitu, pulau terbesar di Kepulauan Spratly yang dikuasai Filipina, dan membangun barak-barak bagi para personel yang beroperasi di daerah itu.
“Pada Hari Kemerdekaan yang akan datang, saya mungkin akan berkunjung ke pulau Pagasa untuk mengibarkan bendera di sana,” kata Duterte, menggunakan nama setempat untuk menyebut Thitu.
Filipina pada 12 Juni akan memperingati hari kemerdekaan yang ke 119 tahun dari penguasaan Spanyol selama lebih dari tiga abad.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan militer negaranya akan memperkuat fasilitas di kepulauan Spratly, membangun sebuah pelabuhan baru, menyiapkan landasan pacu pesawat terbang serta memperbaiki berbagai sarana lainnya.
Sumber:jejaktapak.com
Komentar
Posting Komentar